Dari dulu sampai sekarang, bus tanpa jendela menjadi trade mark
transportasi di Fiji dan hanya sedikit perubahan pada badan bus seperti
penggunaan jendela kaca layaknya bus-bus umum di Jakarta. Saya sempat
bertanya-tanya dalam hati mengapa busnya tetap
bertahan tanpa jendela. Tapi itulah keunikan bus di kepulauan Fiji. Namun sepertinya keberadaan bus tanpa kaca semakin berkurang seiring semakin banyaknya bus buatan Karoseri Laksana masuk kepulauan Fiji.
Yang pertama, Fiji termasuk daerah tropis dan suhunya cukup panas sehingga penumpang membutuhkan angin sebagai pemberi suasana nyaman dan menghindari kegerahan.
Yang kedua, penumpang suka sekali melihat pemandangan di luar karena memang pemandangan di Fiji bagus dan eksotik. Jadi penumpang dapat melihat pemandangan lebih luas tanpa ada halangan apapun.
Yang ketiga, orang Fiji suka sekali menulis no telpon, nama atau apalah di bangku bus sehingga sangat cocok kalau bangkunya memakai fiber glass. Pernah ada bus memakai tempat duduk non fiber glass, yang terjadi adalah dalam waktu sebentar saja bangku-bangku sudah rusak dan robek.
Para pengusaha bus di Fiji berpikir daripada memakai bangku mahal dan cepat rusak maka lebih baik tetap memakai bangku fiber glass yang lebih tahan lama (awet hehehe). Tetapi saya melihatnya lebih kepada masalah anatomi tubuh orang Fiji yang besar-besar seperti raksasa jadi lebih cocok pakai bangku fiber glass.
Tetapi ada yang membedakan antara bus di Fiji dan Indonesia. Semua bus di Fiji berhenti pada halte yang telah ditentukan, bus tidak akan jalan sebelum penumpang turun dan naik dengan baik dan selamat dan tidak ada penumpang yang berdiri (semua penumpang duduk). Selain itu bus tidak akan jalan juga sebelum penumpang membayar ongkosnya kepada supir senilai 70 sen (Rp. 3500 karena 1 Fiji $ = Rp 5000) dan supir selalu mengembalikan uang kelebihannya.
Oh ya bus di Fiji tidak ada kenek atau kondektur karena penumpang naik dan turun hanya pada satu pintu. Yang pasti di Fiji tidak ada bus yang berhenti sembarangan, ngetem lama di terminal, kebut-kebutan di jalan, saling mendahului. Semuanya teratur dan taat kepada undang-undang lalu lintas yang ketat dalam pemberian sanksi hukumnya.
Yang pertama, Fiji termasuk daerah tropis dan suhunya cukup panas sehingga penumpang membutuhkan angin sebagai pemberi suasana nyaman dan menghindari kegerahan.
Yang kedua, penumpang suka sekali melihat pemandangan di luar karena memang pemandangan di Fiji bagus dan eksotik. Jadi penumpang dapat melihat pemandangan lebih luas tanpa ada halangan apapun.
Yang ketiga, orang Fiji suka sekali menulis no telpon, nama atau apalah di bangku bus sehingga sangat cocok kalau bangkunya memakai fiber glass. Pernah ada bus memakai tempat duduk non fiber glass, yang terjadi adalah dalam waktu sebentar saja bangku-bangku sudah rusak dan robek.
Para pengusaha bus di Fiji berpikir daripada memakai bangku mahal dan cepat rusak maka lebih baik tetap memakai bangku fiber glass yang lebih tahan lama (awet hehehe). Tetapi saya melihatnya lebih kepada masalah anatomi tubuh orang Fiji yang besar-besar seperti raksasa jadi lebih cocok pakai bangku fiber glass.
Tetapi ada yang membedakan antara bus di Fiji dan Indonesia. Semua bus di Fiji berhenti pada halte yang telah ditentukan, bus tidak akan jalan sebelum penumpang turun dan naik dengan baik dan selamat dan tidak ada penumpang yang berdiri (semua penumpang duduk). Selain itu bus tidak akan jalan juga sebelum penumpang membayar ongkosnya kepada supir senilai 70 sen (Rp. 3500 karena 1 Fiji $ = Rp 5000) dan supir selalu mengembalikan uang kelebihannya.
Oh ya bus di Fiji tidak ada kenek atau kondektur karena penumpang naik dan turun hanya pada satu pintu. Yang pasti di Fiji tidak ada bus yang berhenti sembarangan, ngetem lama di terminal, kebut-kebutan di jalan, saling mendahului. Semuanya teratur dan taat kepada undang-undang lalu lintas yang ketat dalam pemberian sanksi hukumnya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »