Mengenal Bus Listrik BYD Dan MAB Transjakarta Dalam Pameran Busworld South East Asia

Busnesia.com - Dalam even pameran Busworld South East Asia, di Kemayoran lalu terlihat dua bus listrik Trabsjakarta. Kedua bus bermerk BYD asal China yang di impor oleh PT Bakrie Autoparts dan MAB (Mobil Anak Bangsa) dari Indonesia. Kedua bus listrik ini memamerkan teknologi canggih, dan Busnesia akan mengulas kedua bus listrik ini.

Bus Listrik BYD

Bus listrik BYD asal China ini di datangkan ke Indonesia secara CKD (Completely Knocked Down). Bodi dibuat oleh karoseri Nusantara Gemilang, karoseri Nusantara Gemilang dipilih karena mereka speaialis bikin body bus dari alumunium seperti body bus BYD ini yang terbuat dari aluminium. Bus BYD ini menggunakan warna biru muda yang dikombinasikan warna hijau 'lemon' dengan siluet bergambar pohon.

Bus BYD memiliki panjang 7.403 mm, lebar 2.140 mm, dan tinggi 2.926 mm. Pintu masuk penumpang di bus ini terletak di tengah dengan mekanisme pintu geser yang dikendalikan secara elektronis. Ketinggian dek bus ini cukup rendah (140 mm) dan dilengkapi dengan ramp untuk menaik turunkan penumpang yang memiliki kebutuhan khusus. Berat kosong bus ini 18.000 kilogram dan tempat duduk dapat memuat 35 kursi.

Bus listrik BYD sudah dilengkapi dengan teknologi canggih. Motor penggeraknya adalah motor listrik tipe PMSM (Permanent Magnetic Synchronous Motor), tepatnya HYYQ 800-1.200. Bus ini mengguakan dua motor listrik AC Synchronus yang masing-masing memiliki tenaga 300 kW dan dengan torsi 1.000 Nm serta 180 kW dengan torsi 800 Nm. Dalam kondisi terisi penuh, bus listrik BYD bisa menempuh perjalanan sejauh 250 km. Kecepatannya sendiri bisa mencapai 70 km/jam, sesuai buat kondisi dalam kota Jakarta. Buat charging, bus listrik butuh waktu kira-kira 3 jam untuk mengisi daya dari kosong hingga terisi penuh 100%.

Bus Listrik MAB

Bus listrik MAB ini dibuat oleh PT Putra Anak Bangsa, perusahaan yang didirikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Prototipe bus MAB Bus yang dipajang di acara Busworld South East Asia 2019 di Jakarta mempunya tipe MD12-E berkapasitas 60 penumpang memiliki panjang 12 m, lebar 2,5 m, tinggi 3,72 m, dan wheelbase 6,1 m.

Baterai yang digunakan yakni LiFePo (Lithium Ferro Phosphate) 576 V dan 450 Ah dengan kapasitas 259,2 kWh. Ada 12 baterai pada MD12-E, sebagian besar diletakkan di kolong dan dua unit di kabin. Bila dijumlahkan, total bobot 12 baterai itu 2,29 ton. Baterai digunakan untuk menggerakkan motor listrik HYYQ 800-1200 PMSM (Permanent Magnetic Synchronous Motor). Output motor listrik 200 kW (268 hp) dengan torsi 2.400 Nm.

MAB mengklaim bus berkapasitas 60 penumpang ini bisa dicas dari 0-100 persen selama tiga jam. Bila terisi penuh bus sanggup menjelajah hingga 300 km, namun idealnya setelah pemakaian 250 sampai 275 km baterai sudah perlu diisi ulang. Pihak MAB mengatakan kecepatan MD12-E dibatasi hanya 70 km per jam atas alasan keamanan dan keselamatan.

Menurut Presiden Direktur MAB, Leonard, prototipe ini diproduksi oleh perusahaan karoseri New Armada. Dia menjelaskan desain, sasis, dan bodi dikerjakan anak bangsa. Komponen yang belum bisa dibuat sendiri adalah baterai, motor listrik, dan sistem kontrol. Pada MD12-E, tiga komponen impor yang disebut didatangkan dari China. Baterai itu dijelaskan punya usia pakai lima tahun, setelah itu wajib diganti dan harganya dikatakan 'mahal'.

"Mungkin baterai itu bisa sepertiga dari kendaraan itu sendiri harganya. Tapi kan baterai yang digunakan tidak dibuang tapi bisa digunakan untuk industri rumah tangga, bisa jadi pembangkit listrik, solar cell," kata Leonard.

Dalam hitung-hitungan Leonard, misalnya biaya operasional bus konvensional Rp100 per km, pada MD12-E hanya Rp30. Bukan hanya soal biaya operasional, dikatakan juga bus listrik tidak menghasilkan emisi gas buang dan polusi suara seperti bus konvensional.

Tweet