Angkutan lintas batas negara yang menempuh rute Pontianak (Kalimantan
Barat, Indonesia) - Kuching (Serawak-Malaysia) - Bandar Seri Begawan
(Brunei Draussalam) tersebut merupakan implementasi dari Kesepakatan
Kerjasama Brunei Darusalam - Indonesia - Malaysia and the Philipines East
ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) di bidang angkutan lintas batas bis
Komersial (BIMP-EAGA Memorandum of Understanding (MOU) on Cross-Border Movement of Commercial Buses and Coached) yang ditandatangani oleh para Menteri transportasi Negara BIMP-EAGA di Singapura pada tanggal 2 Nopember 2007. Pengoperasian angkutan lintas batas negara dimana dari pihak Indonesia
antara lian dioperasikan oleh PERUM DAMRI yang dimulai sejak bulan
Nopember 2008 tersebut melintas jarak sekitar 1.200 km dengan waktu
tempuh sekitar 26 jam. Setiap hari, sekitar pukul 8-10 malam, satu bus
DAMRI berangkat dari Pontianak menuju Bandar Seri Begawan, sedangkan
keberangkatan dari Bandar Seri Begawan adalah jam 4 sore.
Fasilitas bus terbilang cukup nyaman karena dilengkapi dengan Air
Conditioner, kapasitas tempat duduk 28 seat, toilet dan ruang merokok.
Berdasarkan info dari sopir bus DAMRI, dalam perjalanan, bus akan
berhenti 3 kali dan penumpang diberi fasilitas makan 1 kali. Guna
menjamin keamanan dalam perjalanan serta mendukung kelancaran perjalanan
bus, KBRI Brunei meminta agar dalam bus dipasang pengumuman mengenai
jenis-jenis barang yang dilarang masuk ke Brunei Darussalam.
Antusiasme masyarakat baik masyarakat Indonesia maupun Brunei Darussalam terhadap beroperasinya angkutan yang melintas pulau Kalimantan ini sangat besar. Hal ini terlihat dari load factor bus yang rata-rata lebih dari 50% setiap harinya. Selain para TKI yang bekerja di Brunei, angkutan tersebut juga sangat diminati oleh masyarakat Brunei Draussalam maupun Pontianak yang hendak melancong dan meniknmati keindahan pulau Klaimantan dari dekat.
Keberadaan angkutan lintas batas tersebut selain memperlancar pergerakan penumpang antara negara, juga merupakan sarana untuk lebih mendekatkan masyarakat serumpun tiga negara yang berbatasan darat yaitu Indonesia-Malaysia dan Brunei Draussalam baik dari segi sosial, ekonomu maupun kebudayaan, sebagaimana yang dicita-citakan melalui kerjasama wilayah pertumbuhan ekonomi Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philipina.
Sumber: Dyah Purnamaningrum
Foto: Majalah Transmax |
Foto: Majalah Transmax |
Antusiasme masyarakat baik masyarakat Indonesia maupun Brunei Darussalam terhadap beroperasinya angkutan yang melintas pulau Kalimantan ini sangat besar. Hal ini terlihat dari load factor bus yang rata-rata lebih dari 50% setiap harinya. Selain para TKI yang bekerja di Brunei, angkutan tersebut juga sangat diminati oleh masyarakat Brunei Draussalam maupun Pontianak yang hendak melancong dan meniknmati keindahan pulau Klaimantan dari dekat.
Keberadaan angkutan lintas batas tersebut selain memperlancar pergerakan penumpang antara negara, juga merupakan sarana untuk lebih mendekatkan masyarakat serumpun tiga negara yang berbatasan darat yaitu Indonesia-Malaysia dan Brunei Draussalam baik dari segi sosial, ekonomu maupun kebudayaan, sebagaimana yang dicita-citakan melalui kerjasama wilayah pertumbuhan ekonomi Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philipina.
Sumber: Dyah Purnamaningrum
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »