Pada bus PO Sumber Alam Patas ber nomor polisi AA 1440 BV Jatah Pondok Ungu terdapat beberapa angka 600 yang di tempel di kaca belakang dan kaca pintu depan kanan. Banyak yang tidak mengerti makna angka 600 pada bus tersebut. Angka tersebut adalah inisial sang pengemudi yang bernama Sutarman. Nah, angka 600 kan kalau di baca "Enamratus" dan kalimat tersebut kalau di baca dari belakang akan berbunyi Sutarmane.
Sedangkan untuk gambar Semar sendiri mungkin itu merupakan tokoh idola pak Sutarman, tapi menurut filosofi orang jawa Semar itttu Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah untuk kesejahteraan manusia.
Pak Sutarman (Kiri) |
Mas Handoyo (Kanan) Crew Bus |
Sedangkan untuk gambar Semar sendiri mungkin itu merupakan tokoh idola pak Sutarman, tapi menurut filosofi orang jawa Semar itttu Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah untuk kesejahteraan manusia.
Filosofi, Biologis Semar
Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna
kehidupan Sang Penuntun). Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas
dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar hendak
mengatakan simbul Sang Maha Tumggal". Sedang tangan kirinya bermakna
"berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun
simpatik".
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang =
gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar "kuncung" (jarwodoso/pribahasa
jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai
kepribadian pelayan.
Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk
melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi. Semar barjalan menghadap
keatas maknanya : "dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan
agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat".
Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia)
agar memayuhayuning bawono : mengadakan keadilan dan kebenaran di bumi.
Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya
kebudayaan Hindu, Budha dan Isalam di tanah Jawa.
Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis,
tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis tentang Ke -Esa-an, yaitu: Suatu lambang dari
pengejawantahan expresi, persepsi dan pengertian tentang Illahi yang menunjukkan pada
konsepsi. Pengertian ini tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak
jaman Prasejarah adalah Relegius dan ber keTuhan-an yang Maha Esa.
Dari tokoh Semar wayang ini akan dapat dikupas ,dimengerti dan dihayati
sampai dimana wujud religi yang telah dilahirkan oleh kebudayaan Jawa .
Gambar Wayang Semar kiranya merupakan simbol pengertian atau konsepsi
dari aspek sifat Ilahi, yang kalau dibaca bunyinya :
Yang wayang itu hanyalah kulit
Yang kulit itu bukan Hakekat
Samasekali bukan , Ia
Hanyalah lambang dan sifat-sifat
Nama-nama dan aspeknya
Yang dalam lambang itu Maya
Dalam Maya ada Ia
Ia adalah yang Maha Wisesa, Wenang wening
Ia tak tampak tapi ada
Ada ini sebagai ada yang pertama
Dan tidak pernah tidak ada
Adanya adalah tunggal
Adanya adalah Mutlak
Ia satu-satunya kenyataan
Ada adalah tak tampak mata
Gaib, misterius, samar
Karena yang ada mutlak itu Tunggal
Yang Tunggal adalah kebenaran
Kebenaran mutlak karena tak ada kebenaran yang mendua
Tan Hana Dharma Mngrwa
Jadi Sang Hyang Tunggal adalah Kebenaran
Sang Hyang Tunggal adalah Samarnya SEMAR
Samar adalah aspek sifat dan Nama
Samar ada pada SEMAR
Semar (pralambang ngelmu gaib) -
kasampurnaning pati.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Suwun mas widodo, artikelnya sangat menarik..
ReplyDeleteSama sama mas, asal nulis ini mas dan tanpa konsep
ReplyDeleteSutarman babehku kuwe mas... Suwun mas wis ngupas filosofi 600 dan semar.. Dongakna ramaku sehat terus yaa mas..
ReplyDeleteSutarman babehku kuwe mas... Suwun mas wis ngupas filosofi 600 dan semar.. Dongakna ramaku sehat terus yaa mas..
ReplyDeleteOh njenengan putrane pak Sutarman ya mas...
ReplyDeleteAmiin semoga sehat selalu mas