Pengemudi bus Pariwisata Sang Engon B-7222-KGA, Muhammad Husein (56) menjalani
pemeriksaan pertama terkait kecelakaan yang menewaskan 18 penumpangnya di
Lingkar Jangli Tol Jatingaleh. Husein pada Senin (23/2) sore dibawa ke Mapolrestabes Semarang dari
ruang perawatan di RS Bhayangkara. Informasi yang dihimpun menyebutkan,
dia menjalani pemeriksaan pada Senin malam selama 1,5 jam. Kapolrestabes Semarang, Kombes Djihartono mengatakan, pemeriksaan
terhadap pelaku dengan 20 pertanyaan. “Pemeriksaan seputar
kejadian-kejadian awal,” katanya, Selasa (24/2).
Dari pantauan di Mapolrestabes Semarang, Selasa (24/2) pukul 11.45, Husein dibantarkan ke RS Bhayangkara untuk proses perawatan. Dia dibawa oleh mobil Unit Laka Lantas Satlantas Polrestabes Semarang ditemani sejumlah kerabat dan petugas kepolisian. Dia mengenakan sarung warna biru corak kotak-kotak dan jaket merah. Sebuah bekas jahitan masih tampak di kepala bagian belakang.
Kabid Dokter Kesehatan Polda Jateng, Kombes Rini Muliawati mengatakan, pemeriksaan terakhir pada Husein menunjukkan tidak ada rusuknya yang patah.“Setelah rongten tidak ditemukan ada tulang rusuk patah. Hanya retak saja pada tulang rusuk kelima. Kakinya juga tidak patah. Luka hanya di kepala bagian belakang dua jahitan,” ungkapnya. Baca: Analisa Kecelakaan Bus Pariwisata Sang Engon
M Husen menyangkal dirinya memacu kendaraannya dalam kecepatan tinggi. Namun, hasil penyelidikan di lapangan dan keterangan sejumlah saksi menunjukkan fakta sebaliknya. Hal tersebut diperoleh dari pemeriksaan saksi penumpang selamat dan pengguna jalan. Saat kejadian, penumpang sudah berusaha memperingatkan Husen yang memacu kendaraannya lebih dari 100 km/jam.
Saat diperiksa, Husen mengaku nekat menambah kecepatan karena bersiap menghadapi jalan menanjak. Ia mengaku mengetahui medan, padahal sebenarnya setelah tikungan tersebut jalan menurun dan menikung.
“Mengatakan lisan kepada saya, di ujung itu naik dan harus menambah daya, padahal tidak ada tanjakan. Itu menunjukkan dia tidak tahu daerah situ,” imbuh Djihartono.
Rencananya, pemeriksaan terhadap tersangka akan kembali dilakukan jika kondisinya kembali membaik. Selain Husen, kepolisian juga akan memanggil pemilik bus Sang Engon untuk dimintai keterangan.
Sementara itu, Dasuki pemilik bus PO Sang Engon yang membawa rombongan jamaah pengajian habib luthfi di Pekalongan Jawa Tengah dan mengalami kecelakaan tunggal di jalan tol lingkar jangli Semarang menyatakan jika supir yang mengemudikan bus adalah supir yang profesional dan terbaik bukan supir yang ugal-ugalan.
Dari pantauan di Mapolrestabes Semarang, Selasa (24/2) pukul 11.45, Husein dibantarkan ke RS Bhayangkara untuk proses perawatan. Dia dibawa oleh mobil Unit Laka Lantas Satlantas Polrestabes Semarang ditemani sejumlah kerabat dan petugas kepolisian. Dia mengenakan sarung warna biru corak kotak-kotak dan jaket merah. Sebuah bekas jahitan masih tampak di kepala bagian belakang.
Kabid Dokter Kesehatan Polda Jateng, Kombes Rini Muliawati mengatakan, pemeriksaan terakhir pada Husein menunjukkan tidak ada rusuknya yang patah.“Setelah rongten tidak ditemukan ada tulang rusuk patah. Hanya retak saja pada tulang rusuk kelima. Kakinya juga tidak patah. Luka hanya di kepala bagian belakang dua jahitan,” ungkapnya. Baca: Analisa Kecelakaan Bus Pariwisata Sang Engon
M Husen menyangkal dirinya memacu kendaraannya dalam kecepatan tinggi. Namun, hasil penyelidikan di lapangan dan keterangan sejumlah saksi menunjukkan fakta sebaliknya. Hal tersebut diperoleh dari pemeriksaan saksi penumpang selamat dan pengguna jalan. Saat kejadian, penumpang sudah berusaha memperingatkan Husen yang memacu kendaraannya lebih dari 100 km/jam.
Saat diperiksa, Husen mengaku nekat menambah kecepatan karena bersiap menghadapi jalan menanjak. Ia mengaku mengetahui medan, padahal sebenarnya setelah tikungan tersebut jalan menurun dan menikung.
“Mengatakan lisan kepada saya, di ujung itu naik dan harus menambah daya, padahal tidak ada tanjakan. Itu menunjukkan dia tidak tahu daerah situ,” imbuh Djihartono.
Rencananya, pemeriksaan terhadap tersangka akan kembali dilakukan jika kondisinya kembali membaik. Selain Husen, kepolisian juga akan memanggil pemilik bus Sang Engon untuk dimintai keterangan.
Sementara itu, Dasuki pemilik bus PO Sang Engon yang membawa rombongan jamaah pengajian habib luthfi di Pekalongan Jawa Tengah dan mengalami kecelakaan tunggal di jalan tol lingkar jangli Semarang menyatakan jika supir yang mengemudikan bus adalah supir yang profesional dan terbaik bukan supir yang ugal-ugalan.
Dasuki juga mengatakan jika supir yang mengemudikan bus nya yang baru
tersebut juga diambil dari supir bus PO Margojoyo dan supir terbaik di
bus PO Margojoyo apalagi sang supir juga tersebut juga tidak pernah
meminum minuman beralkohol dan supir adalah orang turunan arabian.
"Pak Bambang Gito pemilik Margojoyo bisa dikonfirmasi sendiri jika supir
tersebut pernah bekerja ditempatnya dan supir terbaik," tandasnya.
Sumber: Suara Merdeka
Sumber: Suara Merdeka
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »